Jumat, 26 Desember 2014

Nyali di Ujung Bambu

Meriam bambu di NTT memiliki nilai dan makna tersendiri. Warga memainkannya untuk menyambut datangnya Hari Natal.
P ENGARUH budaya Eropa di se bagian besar daerah Nusa Teng gara Timur (NTT) memang masih terasa hingga saat ini. Tidak hanya pada tarian modern (dansa) ala bangsa kulit putih, simbol peperangan pun masih tertanam kuat.

Simbol peperangan itu berupa permainan perang-perangan bunyi dengan menggunakan meriam bambu. Itu masih bisa kita temukan hingga kini. Meriam bambu bukan secara kasatmata berpeluru sebagaimana digunakan bangsa Eropa saat menjajah Nusantara. Unsur utamanya terletak pada bunyi.

Meriam bambu di NTT berupa batang bambu, dibuat menyerupai bedil. Biasanya, anak-anak dan remaja memainkan pada Desember. Meriam siapa yang mengeluarkan bunyi paling keras, dialah yang menjadi raja dalam permainan.

Sabtu, 20 Desember 2014

Jalan Nasional Terputus 5 Jam

Jalur penghubung BanjarnegaraWonosobo putus total akibat timbunan longsor. JALAN nasional peng hubung antara Purwo kerto-Semarang yang terputus di Desa Tung goro, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, Jawa Tengah, mulai dapat dilewati sekitar pukul 16.00 WIB setelah terputus sejak pukul 11.00.Longsoran sepanjang 10 meter yang menutup jalur utama Banjarnegara-Wonosobo dapat disingkirkan setelah pemkab setempat mengerahkan alat berat.

Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan jalan utama penghubung antara Banjarnegara-Wonosobo tersebut memang sempat tertutup total setelah terjadi longsor di Desa Tunggoro. “Kendaraan sempat mengalami kemacetan dan dialihkan lewat jalur alternatif Sempor, Kebumen. Saat ini jalan sudah dapat dilewati,“ kata Wakil Bupati, kemarin sore.

Selasa, 02 Desember 2014

Kota nan Cantik Semur-en-Auxois

GUYURAN hujan menyambut kedatangan saya siang itu di kota kecil Semur-en-Auxois, yang juga berada di wilayah Bourgogne. Dari kejauhan, terlihat puncak salah satu dari empat menara peninggalan kerajaan setempat dengan dinding berwarna kecokelatan dan atap menara yang lancip berbentuk kerucut berdiri tegak.

Empat menara dan beberapa bangunan seperti Gerbang Sauvigny, Gereja Notre Dame, benteng kerajaan yang berdiri kukuh, serta bangunan lainnya yang saya telusuri setelah hujan reda, memperlihatkan betapa kota ini penuh sejarah.

Dengan menyusuri jalan kecil berbatu, khas jalan di kota-kota kecil di Eropa, saya menikmati tempat tersebut satu per satu, ditemani seorang kenalan, Sebastien Bonnet. Gerbang Sauvigny merupakan tempat pertama yang saya kunjungi di tengah udara sejuk, setelah beristirahat dan makan siang di kediaman keluarga Jean Francois Bonnet yang ramah, orangtua Sebastien.

Senin, 01 Desember 2014

Perempuan Nomor Satu di Majapahit

Menyelami peradaban kuno lewat tarian dan bangunan berstruktur kompleks membuktikan bangsa ini pernah jaya dan sangat mungkin menjadi negeri besar kembali. Puluhan orang duduk bersila di tanah berumput. Ada yang sudah P menyiapkan alas berupa tikar, tapi sebagian duduk di atas rumput yang sedikit lembap karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 20. 30 WIB.

Sedikit embun sudah turun membasahi. Kami, 36 pelancong asal Jakarta yang mengikuti perjalanan bersama Gelar dalam rangka mengenang 721 tahun Kerajaan Majapahit juga ikut bergabung bersama mereka. Rumput yang kami jadikan alas duduk merupakan bagian pelataran halaman Candi Brahu, peninggalan zaman Mpu Sindok yang menjulang megah 20 meter.

Akhir pekan lalu, candi yang terletak di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, itu disulap menjadi sebuah tempat pementasan, dengan tambahan panggung 7x4 meter. Sorotan lampu di kiri dan kanan bangunan tersebut menampilkan efek mewah, bayangan yang terbentuk menghasilkan efek tiga dimensi di depan pintu.